Jenis-jenis baiah Baiat

Siapapun yang mengkaji hadis Nabi Muhammad akan menemukan bahawa baiah terhadap khalifah ada dua jenis:

(1) Baiah In‘iqad, yakni baiah yang menunjukkan orang yang dibaiah sebagai khalifah, pemilik kekuasaan, berhak ditaati, ditolong, dan diikuti;

(2) Baiah Taat, iaitu baiah kaum Muslim terhadap khalifah terpilih dengan memberikan ketaatan kepadanya. Baiah Taat bukanlah untuk mengangkat khalifah, kerana khalifah sudah ada.

Kedua baiah ini juga didasarkan pada Ijmak Sahabat. Misalnya, Abu Bakar diangkat oleh sebagian Sahabat sebagai calon dari semua Sahabat, baik kalangan Muhajirin maupun Anshar. Setelah baiah dilakukan di Saqifah, esoknya kaum Muslim dikumpulkan di masjid. Abu Bakar berdiri di Mimbar. Sebelum Abu Bakar berbicara, Umar bin Khathab antara lain berbicara,

"Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan urusan kalian kepada pundak orang terbaik di antara kalian. Dia Sahabat yang berdua bersama Rasul di gua. Berdirilah kalian, baiahlah dia."

Para Sahabat pun membaiah Abu Bakar setelah pembaiahan di Saqifah. Pembaiahan wakil Sahabat kepada Abu Bakar di Saqifah merupakan Baiah In‘iqad, sedangkan pembaiahan kaum Muslim kepadanya di masjid merupakan baiah taat. Hal serupa terjadi pada khalifah lainnya. Ini merupakan gambaran dan penegasan tentang keredhaan rakyat kepada Khalifah.

Berbeza dengan Baiah In‘iqad yang bersifat pilihan, Baiah Taat wajib atas setiap orang, yang ditunjukkan dengan ketaatan dan ketundukan kepada Khalifah terpilih; taat pada hukum dan perundang-undangan islam yang ditetapkannya.